Senin, 09 Oktober 2017

Tak semua yang ada di alam selalu seindah pemandangan pegunungan atau seimut binatang yang menggemaskan. Ia ternyata juga punya sisi gelap. Angin yang berhembus sepoi-sepoi akan menenangkan, namun ia bisa marah  dan berubah menjadi badai yang mampu menghancurkan semua yang dilewatinya.
Dari ibu lipan yang sedang melindungi bayi-bayinya hingga koloni tawon yang membangun sarang di boneka tua, foto-foto ini akan memperlihatkan wajah alam yang menakutkan. Meski pemandangan seram tersebut seringkali hanyalah ilusi manusia yang salah mengasosiasikan bentuk, setidaknya ini cukup membuat kita bergidik.

1.  Sebuah lubang lava tampak seperti sedang menyedot arwah-arwah manusia kedalam neraka. Lava beku di mulut lubang membentuk lekukan seperti tubuh manusia yang menyeramkan.
2. Kelomang memakai kepala boneka tua sebagai cangkangnya
3. Awalnya katak ini di ketemukan telah tergelatak mengering di depan sebuah toko. Iseng-iseng penjaga toko coba menyiramkan air ke tubuh katak. Mereka kaget begitu melihat katak kering tadi tiba-tiba hidup lagi.
4. Sarang tawon menutubi sebuah boneka yang digantung di pohon.
5. Sebuah sarang lebah menutupi sebuah patung kayu tua.
6. Ibu lipan sedang melindungi bayinya.
7. Seseorang menemukan seekor rubah membeku di es, ia memotong es tersebut dan memerkannya diatas danau beku untuk memperingatkan kepada orang-orang akan bahaya berjalan diatasnya.
8. Seekor parasit, Cymothoa Exigua masuk kedalam mulut ikan, memakan lidah si ikan dan mengganti lidah tersebut dengan tubuhnya.
9. Jamur jari setan
10. Lipan yang ditelan ular keluar dengan cara menyobek perut pemangsanya.
 11. Penicillidia, parasit mirip laba-laba, menempel diatas kepala seekor kelelawar dan tak mau lepas.
12. Tanah longsor di Taiwan
13. Pertarungan ular dengan flamingo
14. Ini 'hanyalah' mulut dari seekor belut lampre
15. Ulat 'berkepala' ular
















Sabtu, 16 September 2017

Suara-suara Sarjana yang Bekerja Tak Sesuai Jurusannya

Pak Jokowi secara halus pernah menyindir mengapa banyak lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) malah kerja di bank? Sindirian beliau tentu benar adanya. Tapi sejujurnya, bukan hanya IPB, banyak pula lulusan dari perguruan tinggi lain yang nyasar.
Sudah tidak terhitung berapa kali saya bertemu kawan yang pekerjaannya tidak ada hubungan sama sekali dengan jurusan yang ia tekuni dulu di bangku kuliah.
Ada kawan yang dulu kuliah di jurusan Teknik Sipil, tapi sekarang bukan ngurusi proyek pembangunan, malah setiap hari ngejar-ngejar nasabah. Ya, semacam penagih kredit.
Nasib yang hampir sama juga dialami sepupu saya. Semasa kuliah, ia akrab dengan stetoskop atau pil KB, karena dulu kuliah di jurusan Kebidanan. Tapi sekarang malah mengakrabi mesin penghitung duit, bukan duit dia lagi. Ya betul, teller di salah satu bank.
Ada lagi seorang teman yang sebelum lulus kuliah pernah berikrar selayaknya Gaj Ahmada bahwa ia tidak mau bekerja di bank, seperti yang senior-senior lakukan sebelumnya.
Namun, apa boleh dikata, tak lama setelah wisuda ia malah bekerja di bank swasta yang cukup mentereng. Tapi sekarang sudah keluar dari pekerjaan tersebut.
Dari cerita di atas, semuanya berakhir dengan menjadi karyawan bank. Jelas, mengapa presiden kita harus repot-repot menyindir fenomena nyasarnya para sarjana ini. Sebab, kalau semua jadi karyawan bank, lantas siapa yang bakal membantu ibu-ibu melahirkan?
Namun, pertanyaan yang tidak kalah penting adalah mengapa fenomena nyasarnya para sarjana ini bisa terjadi? Tentu ada sebabnya. Lha wong, mendadak pergi umroh saja pasti ada pemicunya kok selain ibadah
Jadi begini, Pak Presiden. Saya perlu mengingatkan bahwa sektor finansial, seperti perbankan dan multifinance, adalah sektor yang paling banyak membuka lowongan pekerjaan. Di sektor perbankan saja, setidaknya membutuhkan 25 ribu tenaga kerja baru setiap tahun, ungkap Ikatan Bankir Indonesia (IBI).
Dan, dari lima perusahaan di Indonesia yang memiliki jumlah karyawan terbanyak, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menempati peringkat pertama. Ya betul, bank yang katanya digandrungi lulusan IPB, selain Bank Mandiri.
Setiap tahun selalu saja ada selebaran atau poster yang mengumumkan lowongan kerja di bank. Begitu juga dengan beberapa job fair bergengsi. Bapak Presiden juga harus tahu bahwa hanya di bank lah seleksi penerimaan karyawan tidak terlalu rumit, kecuali Bank Indonesia (BI).
Bagaimana tidak, jurusan apapun bebas ikut. Bahkan, untuk lowongan kerja sebagai teller dan customer service saja, masih bisa pakai ijazah setara SMA. Yah, meski banyak juga yang melewati jalur tenaga alih daya atau outsourcing.
Coba bapak bandingkan saja dengan perusahaan-perusahaan lain, jarang sekali membuka lowongan pekerjaan, Pak. Walaupun mereka menerima tambahan karyawan, informasinya tidak disebarluaskan alias hanya diketahui oleh ‘orang dalam’. Akhirnya yang melamar ya teman-teman dan kerabat karyawan.
Terus sudah begitu, kebanyakan perusahaan tersebut hanya membuka lowongan untuk beberapa posisi saja, tidak seperti di bank. Sampai di sini, saya harap bapak bisa mengerti kenapa para sarjana memilih bekerja di bank.
Bapak sendiri kan tahu, mencari pekerjaan tidak mudah. Yah, meski Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat pengangguran terbuka per Februari 2017 turun 0,17% atau 10 ribu orang menjadi 7,01 juta orang atau 5,33%, dibandingkan Februari 2016 yang sebesar 5,5%.
Saya ingin bercerita kejadian di Kota Ternate. Setelah ujian seleksi untuk salah satu kementerian selesai, langsung diumumkan siapa-siapa saja yang lulus. Mereka adalah calon guru. Tapi, coba bayangkan, dari dua sesi ujian yang diikuti oleh ratusan peserta, yang lulus hanya empat orang. Empat orang, Pak!
Bapak mungkin akan mengatakan bahwa kesempatan menjadi guru itu banyak karena kita masih kekurangan tenaga pengajar. Okee… tapi itu kan di daerah pelosok. Siapa yang mau mengajar di daerah terpencil? Iya gak sih?
Di daerah terpencil itu nggak ada jaringan internet, kan bisa mati gaya. Lebih enak ngajar di kota, akhir pekan bisa kongkow manja di kafe sambil main Boomerang di IG Story atau selfie-selfie dan bikin vlog kayak bapak.
Sama halnya dengan para sarjana pertanian lulusan IPB. Masak sudah jauh-jauh kuliah di Bogor, malah disuruh balik ke kampung ngurusin sawah dan kebun? Lha mending kerja di bank, terlebih itu di kota besar, daripada balik ke kampung tapi listriknya saja cuma nyala malam hari.
Lagipula, Bapak Presiden kayak nggak tahu saja stigma di masyarakat kita bahwa seseorang yang sudah merantau jauh ke kota besar dan kemudian pulang kampung itu dianggap gagal, Pak. Apa kata calon mertua nanti?
Sarjana pertanian bekerja di bank itu sudah benar. Ya setidaknya mereka masih berurusan dengan bunga, kan?
Saya dan teman saya, sebut saja namanya Asta Purbagustia, adalah lulusan Administrasi Negara, jurusan yang entah apa faedahnya menciptakan para calon ambtenaar.
Sejak lulus bukannya melamar menjadi pegawai honorer atau PTT di kelurahan atau instansi kedinasan, eh malah bertungkus lumus dengan kata-kata. Bukannya mengakrabi pelbagai dokumen administrasi, eh malah sibuk nulis di Voxpop.
Saya pun pernah bertanya kepada sepupu, apakah ia punya niat untuk keluar dari pekerjaannya di bank dan melanjutkan titahnya sebagai seorang bidan? Eh, dia malah menjawab kalau berhenti dari bank nanti tidak bisa memperoleh apa yang ia dan semua orang inginkan, ya materi.
Jadi begitu, Pak Presiden…
Oh ya, bapak menyindir lulusan IPB yang kerja di bank, tapi bapak sendiri seorang tukang insinyur, lulusan fakultas kehutanan. Kok bukannya kerja jadi manajer perusahaan kayu, eh malah jadi presiden. Siapa tahu para sarjana yang nyasar itu juga bisa jadi presiden, Pak!

Jumat, 15 September 2017

10 Tanda Orang Sedang Berbohong

Semua orang pasti pernah berbohong. Bagi kita orang awam tentunya sulit menebak apakah yang dikatakan seseorang tersebut benar atau tidak. Perlu kalian catat, sangat mudah sebenarnya untuk menebak seseorang sedang berbohong atau tidak. Kalian cukup perhatikan 10 tanda ini, bila lawan bicara kalian ada menunjukkan salah satu di antara 10 tanda berikut, bisa dipastikan bahwa dirinya sedang berbohong.

10. Ada Kata Yang Diulang-Ulang

Untuk mengetahui apakah seseorang berbohong itu sangatlah mudah. Ada banyak tanda-tanda yang secara tidak sadar ditunjukkan oleh mereka yang sedang berbohong. Kita hanya perlu jeli untuk menemukan tanda tersebut. Salah satu tanda yang terlihat jelas nampak pada orang yang sedang berbohong adalah dari kata-katanya.
Mereka yang berbohong, ketika berbicara, mereka akan melakukan beberapa kali pengulangan kata-kata. Pengulangan kata ini dilakukan untuk meyakinkan seseorang bahwa apa yang dikatakan adalah benar. Pengulangan ini juga bermanfaat untuk mencari waktu untuk berpikir bagi si pembohong.

9. Mengedip Terlalu Sering

Mengedipkan mata adalah salah satu refleks manusia yang tidak bisa dihindari. Hal ini bertujuan untuk menjaga bola mata agar tetap basah. Coba saja kalau kalian tidak berkedip dalam waktu yang lama, pasti mata akan terasa perih. Kedipan mata ini juga bisa menjadi tanda yang menentukan apakah seseorang berbicara jujur atau tidak.
Coba kalian perhatikan mata seseorang apabila sedang membicarakan sesuatu. Perubahan kedipan mata yang terlalu cepat bisa menjadi indikator bahwa orang yang kalian ajak berbicara sedang berbohong. Orang yang berbicara jujur, biasanya hanya berkedip sebanyak 5 atau 6 kali dalam 1 menit.

8. Mengganti Topik Pembicaraan

Orang yang sedang berbohong berarti orang tersebut sedang merekayasa suatu hal yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Sepintar-pintarnya pembohong, pasti akan ada saatnya dia kehabisan akal untuk melanjutkan kebohongannya. Setelah itu terjadi, maka si pembohong biasanya akan mulai mengganti topik pembicaraan.
Mengganti topik pembicaraan dilakukan karena pembohong sudah kehabisan ide lagi untuk melanjutkan kebohongan yang ia lakukan. Untuk mencari aman, pembohong biasanya akan langsung mengganti topik pembicaraan. Hal ini dilakukan agar orang tidak menanyakan hal yang lebih mendetail lagi.

7. Terlalu Sering Tersenyum

Senyum adalah salah satu tanda yang digunakan seseorang agar mendapatkan kesan baik dari orang lain. Tidak pernah senyum akan membuat orang menyangka kita adalah orang yang tidak ramah. Sebaliknya, terlalu sering senyum malah bisa membuat orang menyangka kita adalah orang gila.
Jika kalian ingin melihat apakah seseorang tengah berbicara jujur atau tidak, coba lihat saja senyuman yang mereka berikan. Jika mereka terlalu sering tersenyum, orang seperti ini patut dicurigai. Karena senyum bisa menjadi penanda keramahan seseorang, orang sering salah mengira bahwa pembohong sedang berkata jujur, padahal tidak.

6. Terdiam Dalam Waktu Yang Lama

Saat berbicara, ada kalanya kita berbicara dan ada kalanya kita diam sebentar untuk memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara. Lalu, apa yang terjadi apabila seseorang terdiam dalam jangka waktu yang cukup lama? Apakah dia bodoh, apakah dia memang lama untuk memproses pertanyaan atau jangan-jangan dia sedang berbohong?
Ya, salah satu tanda orang yang sedang berbohong dapat terlihat dari berapa lama dia terdiam. Orang yang berbohong pasti akan ada batasnya dimana kebohongannya sudah mentok. Nah, bila masih terus dilanjutkan, pembohong akan terdiam sebentar untuk merancang suatu kebohongan baru. Jika seseorang tidak berbohong, pastinya mereka tidak akan terdiam dalam waktu yang lama bukan?

5. Perubahan Ekspresi

Setiap manusia pasti memiliki ekspresi. Saat ada yang lucu mereka akan tertawa, ketika ada hal yang sedih mereka akan menangis. Seorang pembohong juga punya ekspresi yang sama dengan orang yang jujur. Ekspresi tersebut yang bila kalian perhatikan dengan seksama, akan menjadi sinyal buat kalian untuk menebak apakah mereka sedang berbohong atau tidak.
Ketika bercerita, ekspresi orang yang jujur tentunya akan normal-normal saja. Ada saatnya melonjak, ada saatnya datar, dan ada saatnya turun. Tapi tidak demikian dengan pembohong. Orang yang sedang berbohong biasanya akan sangat mudah berganti ekspresi. Ada saatnya juga ekspresi yang ditunjukkan malah terkesan meledak-ledak.

4. Tangan Menyentuh Anggota Tubuh Lain

Jika kalian mau tahu apakah lawan bicara sedang berbicara jujur atau tidak, cobalah untuk selalu memperhatikan bahasa tubuh yang mereka lakukan. Disadarai atau tidak, ada beberapa bahasa tubuh yang dilakukan oleh pembohong ketika mereka sedang mengarang sebuah cerita yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Salah satu bahasa tubuh yang pasti akan terlihat jelas dilakukan oleh orang yang sedang berbohong adalah dari tangannya. Secara tidak disadari, orang yang tengah berbohong akan menggunakan tangannya untuk menyentuh anggota tubuh yang lain. Misalnya saja menggaruk mata, menutup mulut atau menggaruk telinga.

3. Tubuh Tidak Bergerak

Pergerakan tangan bukanlah satu-satunya bahasa tubuh yang dimiliki oleh manusia. Masih ada banyak bahasa tubuh lain yang ditampilkan oleh orang. Posisi tubuh adalah salah satunya. coba deh kalian perhatikan posisi tubuh seseorang ketika mereka sedang berbicara. Apakah ada sesuatu aneh dari mereka?
Boleh kalian coba, perhatikanlah tubuh lawan bicara kalian. Jika mereka sedang mengatakan hal yang bohong, biasanya tubuh mereka akan lebih sering diam, tidak bergerak. Pembohong sebisa mungkin akan meminimalisir pergerakan tubuhnya karena gugup. Tangan berada di samping tubuh dan kaki tidak bergerak sama sekali.

2. Perubahan Tempo Nafas

Kalian pasti sudah sering mendengar bahwa untuk mendeteksi orang yang sedang berbohong atau tidak adalah dengan melihat mata lawan bicara. Orang yang sedang berbohong memiliki indikasi untuk mengalihkan pandangan dari lawna bicara. Ada yang bilang benar, ada yang bilang cara ini adalah tidak benar.
Bisa dikatakan bahwa cara ini adalah cara yang paling efektif untuk menilai seseorang berbohong atau tidak. Saat lawan bicara sedang berbohong, secara refleks ia akan mengalihkan pandangan dari lawan bicaranya. Bisa dengan cara melihat ke atas, bawah, kiri atau kanan. Intinya adalah, pembohong sebisa mungkin menghindari kontak mata.

 


 


 


 


 


 


 


 


Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih lebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap penyantun.

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih lebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap penyantun.

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-bergaul-dengan-lawan-jenis.html
Terima kasih sudah berkunjung.

Jangan Sekali-kali Melupakan Perempuan

Ilustrasi (huffpost.com)
Kalau kamu jalan-jalan atau melintas Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mungkin akan melihat sebuah terminal bus yang begitu apik, namanya Terminal Gayatri. Terminal ini sangat strategis, dan pemerintah harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk membangunnya.
Nama Gayatri yang dipakai untuk terminal itu juga bukan sembarang nama. Gayatri Rajapatni adalah istri Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (1293-1309), yang menurunkan raja-raja selanjutnya.
Namun, ini bukan semata beliau seorang permaisuri yang bijak dan diagungkan, melainkan peran penting Gayatri Rajapatni untuk negeri ini. Gayatri Rajapatni mampu merajut cita-cita Nusantara dan pemikiran soal kebhinnekaan.
Temuan ini berdasarkan hasil penelitian bertajuk ‘Jejak Doktrin Bhinneka di Bumi Tulungagung’, yang dilakukan oleh Institute for Javanese Islam Research (IJIR), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Tulungagung, serta Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung.
Buah pemikiran tentang visi penyatuan Nusantara dan kebhinnekaan yang disempurnakan oleh Gayatri Rajapatni itulah yang akhirnya menjadi semboyan bangsa ini, yang tertulis apik pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.
Ya betul, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.
Tapi, sayang, nama Gayatri sendiri hanya dijadikan nama sebuah terminal bus kota dan bus antar kota antar provinsi alias AKAP. Pada salah satu poin rekomendasi ‘Jejak Doktrin Bhinneka di Bumi Tulungagung’, disebutkan, penggunaan nama Gayatri sebagai nama terminal adalah bentuk pelecehan.
Gayatri Rajapatni sudah berkontribusi besar, pemikirannya yang luhur menjadi koentji kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Dan, siapa sangka, pemikiran yang sudah berlangsung selama berabad-abad itu merupakan refleksi dari nilai-nilai feminisme?
Apa yang ada dalam pemikiran Gayatri Rajapatni mengenai kebhinnekaan tidaklah jauh dari nilai-nilai feminisme interseksional yang diperjuangkan hingga hari ini. Feminisme interseksional menjunjung tinggi keragaman identitas.
Bahwa manusia terdiri atas berbagai ras, gender, orientasi seksual, agama, usia, dan disabilitas, sehingga sudah pasti ada perbedaan. Karena itu, feminisme interseksional berusaha membangun kesadaran atas keragaman identitas. Hal ini selaras dengan semangat kebhinnekaan, Bhinneka Tunggal Ika.
Namun, apa yang terjadi?
Budaya patriarki menghambat cita-cita leluhur bangsa ini, yang mana merupakan hasil pemikiran yang disempurnakan oleh Gayatri Rajapatni. Dari zaman kolonialisme, perempuan dijadikan gundik hingga jugun ianfu, yang menempatkan perempuan sebagai budak seksual semata.
Pada era Orde Baru, tepatnya saat peralihan era Reformasi, perempuan keturunan Tionghoa menjadi korban kekerasan seksual secara masif. Dan, pada era milenial saat ini, masih marak kasus pelecehan, perkosaan, serta industrialisasi yang meletakkan seksualitas dan perempuan sebagai komoditi.
Bhinneka Tunggal Ika seharusnya menjadi penolong, namun yang terjadi adalah konsolidasi kekuatan fasisme, yang mengarah pada perpecahan. Bahkan, hingga hari ini, sistem yang ada justru melanggengkan budaya patriarki.
Padahal, yang cenderung lebih memahami perbedaan, ya perempuan. Ruth Indiah Rahayu, dalam Kursus Perempuan yang diadakan oleh Agenda18, pernah mengatakan, perempuan yang melahirkan keragaman dari rahimnya, sehingga perempuan harus dapat menyatukan perbedaan yang ada di antara anak-anaknya.
Hal ini menjelaskan bagaimana perempuan dengan mudah memahami keragaman identitas dalam manusia, sedangkan budaya patriarkis cenderung mengotak-ngotakkan perempuan dan menyeragamkannya agar tidak ada perbedaan.
Mereka yang patriarkis akan selalu takut dengan adanya perbedaan. Mereka akan merasa terancam, tatkala ada perempuan yang berani menunjukkan diri untuk melawan penindasan padanya.
Bahkan, di antara laki-laki sendiri, sering terlihat adanya perlombaan maskulinitas yang tidak sehat, berusaha menyeragamkan laki-laki superior dalam satu definisi. Padahal, perbedaan sangat dibutuhkan untuk menghapus persaingan yang tidak sehat. Itu mengapa kita perlu merawat kebhinnekaan.
Usaha untuk terus merawat kebhinnekaan dapat dilihat dari upaya Henny Supolo dengan membangun Yayasan Cahaya Guru. Dalam pleno Relevansi Feminisme yang merupakan rangkaian sesi Feminist Fest pada 26-27 Agustus 2017, Henny menjelaskan bagaimana program YCG bernama Sekolah Guru Kebhinnekaan berupaya membangun kesadaran kepada guru-guru mengenai keragaman.

Pleno Relevansi Feminisme 27 Agustus 2017. Anindya Restuviani (moderator), Henny Supolo, Nurlan Silitonga, dan Hannah Al-Rashid.
Sebab guru adalah sumber ilmu pengetahuan setelah ibu, maka guru berfungsi untuk mengenalkan keragaman yang lebih luas. Dengan melatih dan mengajak guru untuk mengunjungi berbagai tempat ibadah dan keragaman komunitas, dapat membuka pandangan para guru yang akan ditularkan kepada muridnya.
Henny Supolo juga menegaskan, feminisme sangat berkaitan dengan Bhinneka Tunggal Ika. “Feminisme merangkul teman-teman yang kurang beruntung untuk maju bersama dengan basis kemanusiaan,” ujarnya.
Di sini dapat kita lihat bahwa perbedaan identitas tak seharusnya menjadi penghalang untuk menciptakan keharmonisan dan perdamaian dalam kehidupan bernegara. Dan, feminisme merupakan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan di antara keragaman yang ada.
Namun, disesalkan, pemahaman terhadap feminisme masih sangat menakutkan bagi sekelompok orang. Bahkan, beberapa orang menganggap ini sebagai ideologi asing dan tidak sesuai adat ketimuran.
Ini terjadi karena sejarah hanya memihak kepada laki-laki, sehingga tidak memberi ruang untuk perempuan yang telah cukup berjasa menyumbangkan pemikirannya.
Seperti upaya yang dilakukan Soeharto terhadap warisan pemikiran Kartini. Perayaan Hari Kartini kerap dirayakan dengan lomba tata rias dan busana, sehingga citra Kartini pun berubah dari seorang pemikir hingga menjadi seorang yang terdomestikasi.
Nilai-nilai feminisme untuk membangun sebuah landasan negara sudah ada, bahkan sebelum Indonesia merdeka dan sebelum istilah feminisme dibuat untuk medefinisikan sebuah upaya memperjuangkan kesetaraan.
Kita perlu menyadari, sampai saatnya nanti, feminisme bukan hal yang menakutkan, tapi hal yang lumrah di masyarakat kita. Tanpa nilai-nilai feminisme, Bhinneka Tunggal Ika hanya semboyan belaka.
Nah, jika ada yang bilang feminisme itu ideologi asing, coba tanyakan apakah mereka sudah tahu sejarah tentang ideologi bangsa ini?


Self Control Bersosial Media

Self control dalam bersosial media itu penting, apalagi untuk para orang tua. Jangan sampai anak anda meniru kebiasaan buruk orang tuanya dalam bersosial media. Berikut kesalahan umum yang sering dilakukan dengan social media:



  • Aktif menambah teman di social media namun tidak pernah menyapa atau sekedar bertanya kabar dengan teman.
  • Menjadi stalker, memiliki rasa ingin tahu memang baik tapi jika rasa ingin tahu mengantarkan kita menjadi stalker, you must think twice mungkin ada yang salah dengan diri anda.
  • Membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Ketika ada orang yang update tentang liburan bersama keluarga, update foto romantis bersama pasangannya, atau upload foto hadiah dari orang lain, lantas kita membandingkan hidup kita tidak se-beruntung mereka.
  • Keinginan untuk selalu terlihat keren dan mewah dengan barang bermerek dan terbaru di media sosial memaksa kita menjadi boros dan hedon. Bahkan memaksakan diri untuk makan siang di restoran mahal atau nongkrong di mall hanya untuk kebutuhan update lokasi atau upload foto saja.
  • Sifat boros dan hedonisme menjadikan kita bagian dari masyarakat konsumtif, yang selalu ingin membeli bukan karena kebutuhan tapi hanya karena orang lain sudah memiliki. Atau memaksa pergi kuliner demi mencoba makanan yang lagi happening di sosial media.
  • Tidak semua orang beruntung dapat memenuhi kebutuhan sekaligus keinginannya, justru fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak yang memaksakan diri demi memenuhi gaya hidupnya. Ketika orang lain dapat membeli ini dan itu sementara kita tidak bisa akhirnya yang timbul adalah rasa iri.
  • Memicu rasa cemas dan depresi. Akumulasi dari semua yang dijelaskan diatas yaitu munculnya depresi dan mudah merasa cemas. Banyak orang menjadi bad mood di pagi hari hanya karena mengakses media sosial. Sebagian dari mereka terpengaruh oleh update status orang lain yang membuat jengkel atau karena membaca isu yang simpang siur.

Bijaklah menggunakan social media, jangan sampai kesibukan anda bersosial media justru membuat anda menjadi anti social. Bersenang-senanglah dengan perkembangan teknologi yang mengantarkan kita pada kemudahan mengakses dan memproses apapun, namun sejatinya sebagai mahkluk social tentu saja kita membutuhkan interaksi secara langsung, karena masalah atau sakit yang menimpa kita tidak akan terselesaikan hanya dengan “comment” dan “like” di dunia maya.

Tak semua yang ada di alam selalu seindah pemandangan pegunungan atau seimut binatang yang menggemaskan. Ia ternyata juga punya sisi gelap....